Makna motif ini, supaya dikabulkan segala permohonannya, mencapai kedudukan yg tinggi & mandiri, terpenuhi segala materi, juga permohonan petunjuk dari Tuhan saat mendapat kegelapan agar cepat diberi jalan yang terang. Bathik motif ini muncul bersamaan dengan bathik motif Sida Mukti pada masa PB. IV tahun 1800 an.
Pada awalnya motif ini dipakai oleh golongan tua saja, tetapi dalam perkembangannya motif ini didalam masyarakat sering dipakai orang tua penganten putra dalam acara mbesan. Motif ini berpola geometris seperti bathik sido luhur, sido mukti dan berkaitan dengan kepercayaan kejawen.
Dasar pengertian ini adalah konsep kekuasaan dipercaya muncul dari alam semesta, disamping dari kekuasaan manusia. Dalam corak bathik geometris ini melambangkan bahwa raja merupakan simbol kekuasaan dunia dan, sarana memberikan wahyu yang di wujudkan dengan pemberian pangkat kedudukan kepada kawulanya.
Raja juga pelindung lewat hukum yang diberlakukan. Hal ini digambarkan motif yang ketemu dalam empat titik temu bentuk belah ketupat, sebagai lambang raja yang di kelilingi oleh para pembantunya seperti yang disebut “Pancaniti” dimana;
- Raja sebagai sebagai Hakim,
- Patih sebagai Jaksa,
- Pujangga sebagai Panitera serta
- Senapati dan Ulama sebagai dasar perimbangan keputusan.
Atau bagi orang jawa keempat pusat tersebut merupakan sebagai tenaga alam semesta, yang juga :
- Purwa berarti timur yang berhubungan dengan terbitnya matahari yang
bermakna awal dari segalanya. - Daksina berarti selatan sebagai lambang puncak kehidupan segalanya.
- Pracima berarti barat melambangkan terbenamnya matahari.
- Untara berarti utara, melambangkan berakhirnya suatu kehidupan didunia.
Wirasat means the symbol that is associated with an application. Bathik This is a development of Sida Mulya motif whose contents consist of various shades bathik. Among them: bathik "Scratch", "Truntum", "Sida Luhur", and "Sida Mulya".
The meaning of this motif, so that all the petition is granted, reaching a high position and independent, fulfilled all the material, as well as request guidance from God when gets dark so quickly given the way that light. Bathik this motif surfaced with bathik Sida Mukti motif in the NT. IV of the 1800's.
At the beginning of this motif is used by the old group alone, but in its development of this motif within the community of parents is often used in the event mbesan bride's son. This pattern of geometric motifs such as noble bathik Sido, Sido mukti and related to the trust kejawen.
Basic understanding of power is believed to arise from the concept of the universe, aside from human power. In this geometric pattern bathik symbolizes that the king is the symbol of power and the world, which means giving revelation embodied by giving the rank of the position to kawulanya.
The king also passed laws applied protector. This is depicted motifs that met in four lozenge for common ground, as a symbol of the king surrounded by his aides as it is called "Pancaniti" where;
*
King as a Judge,
*
Patih as a prosecutor,
*
Poet as the Registrar and
*
Senapati and scholars as the basis for balancing decision.
Or for those four central Java is a power of the universe, which also:
*
Purwa means the east associated with the rising sun
meaningful beginning of everything.
*
Daksina meant as a symbol of the south peak of living things.
*
Pracima means symbolizes western sunset.
*
Untara means north, symbolizing the end of a life on earth.
Motif Wirasat before appearing in Surakarta Bathik has grown geometrically first by type "ceplok".