Motif Batik Truntum

Motif Batik Truntum Mengandung makna tumbuh dan berkembang. Demikianlah, orang Jawa selalu mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yang akan dapat menggantikan generasi sebelumnya.
Generasi baru itulah yang akan menjadi tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk meneruskan segala harapan dan cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus secara biologis yang mewarisi sifat-sifat keturunan dari sebuah keluarga baru.

Harapan itu selalu muncul saat keluarga baru terbentuk. Ungkapan-ungkapan seperti segera mendapatkan keturunan yang solih dan solihah, berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, dan negara sering terdengar saat ada upacara pernikahan. Sebab memang dari keluarga baru itulah diharapkan akan berkembang keluarga-keluarga baru lainnya.

Sementara sumber lain mengatakan bahwa motif truntum ini awal mulanya diciptakan oleh kerabat kerajaan Surakarta yang sedang sedih hatinya karena merasa diabaikan oleh raja. Di tengah kesendirian itulah ia melihat di langit di tengah malam banyak bintang gemerlap menemani dirinya dalam kesepian. Insipirasi itulah yang ditangkap dan dituangkan dalam motif batik.


Containing meanings grow and develop. Thus, the Javanese people always crave for every new family so soon have offspring who will be able to replace the previous generation. The new generation that will become the foundation of every new family who had been married to forward all the hopes and ideals of the family as well as biological next generation that inherits the properties of the descendants of a new family.

Hope it always appears when the newly formed family. Phrases like immediately to get offspring which Solih and Solihah, useful for families, communities, religions, and countries often heard when there is a wedding ceremony. Because that's indeed the new family are expected to develop other new families.

Meanwhile, another source said the motive Truntum were originally created by the Surakarta royal family who are sad heart because they felt ignored by the king. In the midst of solitude that he saw in the sky in the middle of the night to accompany his many sparkling stars in the loneliness. Inspiration that is captured and set forth in batik motif.

Archive

 

Toko Batik Wahyu Tumurun Solo Indonesia | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates