Kain Batik dalam kehidupan sosial rakyat Indonesia masih sangat berperan di segala aspek . Bahkan ketika seorang jawa meninggal, sebelum dimakamkan, jenazah dilurupi / ditutup menggunakan batik kesayangan almarhum atau motif kawung (simbol balik ke alam suwung=kembali ke alam kesunyian) atau slobog ( dari kata lobok atau longgar) dengan harapan orang yang meninggal mempunyai kelapangan dan tidak menemui halangan ketika menghadap Sang Khalik.
Setelah mempelajari sedikit tentang batik dalam kehidupan manusia khususnya di Indonesia , rasanya tak heran bila batik menjadi warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. tetapi seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, saat ini disamping batik tulis yang memang dibuat dengan tangan (hand made) berkembang pula batik cap dan batik printing.
Menurut Guide / pemandu yang saya temui selama pameran batik mengatakan batik yang diakui oleh Unesco sebagai warisan budaya Indonesia adalah batik Tulis dan Batik Cap, apabila dikemudian hari batik tulis tidak dilestarikan dan digantikan dengan tekstil motif batik yang dibuat melalui printing, maka bukan tidak mungkin pengukuhan UNESCO akan dicabut. Untuk itu dituntut kejelian pemakai batik, jangan sembarang memakai batik, tetapi usahakan menggunakan batik tulis atau minimal menggunakan batik cap. untuk membedakannya, batik tulis mempunyai goresan halus, bila dilihat mempunyai kedalaman makna dan kadang dibuat tidak bolak balik, sedangkan batik printing, meskipun sulit dibedakan, tetapi goresannya kaku dan gambarnya tidak mempunyai kedalaman makna.
Batik fabrics in the social life of the people of Indonesia are still very influential in all aspects . Even when a Javanese dead, before burial, corpse dilurupi / closed using the deceased's favorite batik or motive kawung (symbol back to nature back to nature suwung = silence) or slobog (from the word lobok or loose) in the hope of those who died have a spaciousness and do not meet hindrance when facing the divine.
After learning a little about batik in human life, it's not surprising that batik became the Indonesia nation's cultural heritage to be preserved. But as the development era and advancement of technology, this time in addition to batik is made by hand (hand made) also develops printed batik and batik printing.
According to the Guide, whom I met during the exhibition of batik say that is recognized by Unesco batik is batik Write and Batik Cap, batik in the future if not conserved and replaced with potif batik textiles are made by printing, it is not impossible that the inaugural UNESCO will be revoked. To that end user is required carefulness batik, batik wear not just any, but try using batik or batik minimal use. to distinguish between them, batik has fine scratches, has a depth of meaning when seen and sometimes made no back and forth, while the batik printing, although difficult to distinguish, but stiff stroke and the picture does not have the depth of meaning.