Motif Parang Rusak Barong. Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta. Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain.
Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Pada zaman dulu, motif barong hanya boleh dikenakan oleh seorang raja. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri.
Pola Parang yang tersusun dari Parang berselingan, amat sangat dikeramatkan, terutama Parang Barong. Parang Barong yang ukurannya kurang lebih 15 cm hanya diperuntukkan bagi Sultan & keluarganya, bahkan proses pembuatannya pun dikisahkan untuk menulis tiap garisnya harus ditulis dalam satu tarikan nafas, sehingga memerlukan konsentrasi lahir batin agar garisnya tidak terputus.
Damaged Parang Barong Batik motif . This motif was created by Sultan Agung Hanyakrakusuma who want to express her soul experience as a king with all his obligations, and consciousness as a human being small in the presence of a divine Creator.
Barong words mean something big, and this is reflected in the large size of these motifs on the cloth. Damaged Parang Barong motif is the parent of all motives machete. In ancient times, the motive barong should only be worn by a king. These motifs have meaning for a king was always careful and can control myself.
Parang pattern composed of alternating Parangg, very, very sacred, especially Parang Barong. Parang Barong is approximately 15 cm in size is only for the Sultan and his family, even the manufacturing process was told to write each line must be written in one breath, so the need for inner and outer concentration unbroken line.